Jariku menari indah untuk mengetik sebuah pesan singkat pada sahabatku lewat handphone.
"Assalammu'alaikum... gimana kabar iman antum hari ini akhi..?? semoga Alloh berikan yang terbaik buat antum dan keluarga. Gimana tilawahnya..?? lancar..??"
Kukirim pesan itu, kepada seorang sahabatku, sahabat yang melebihi persaudaraan sedarah. persahabatan yang diikat oleh sebuah motivasi, sebuah ikatan yang sangat kuat... aqidah.
Tak berapa lama HP-ku berbunyi. Sebuah pesan dari seberang.
"Wa'alaikumsalam.... Alhamdulillah baik akhi. Jazakalloh sapaan antum. Di kondisi seperti ini ana butuh sapaan ikhwah seperti ini. Ana kangen antum...."
Subhanalloh...tak terasa air mata ini menetes, sapaan dari hati akan sampai juga ke hati.
Kurasakan ada beban yang sangat berat menimpa sahabatku diujung sana.
"Ya Alloh... semoga Kau ringankan beban saudaraku, jika dia sakit maka ikhlaskan dia, gugurkanlah dosa-dosanya. Jadikan ujian yang Kau berikan sebagai penambah imannya pada-Mu". Itulah sebait doaku untuknya...
Hampir empat tahun kami bersama di sebuah daerah terpencil, bekerja di sebuah perusahaan batubara, di kalimantan Timur. Suka dan duka kami jalani berdua, mungkin tidak hanya berdua, banyak... bahkan keluarga kami begitu dekat. Pahit dan getir, canda dan tawa kami lewatkan bersama dalam mengarungi perjalanan panjang dakwah di sana. Siang hari, kami bekerja untuk mencari nafkah, malamnya kami gunakan untuk syuro agenda-agenda dakwah esok hari, minggu depan bahkan agenda bulan depan. Tak jarang kami harus pulang lewat tengah malam, berboncengan motor berdua. Sungguh sebuah nikmat yang luar biasa....nikmat ukhuwah.
Aku tak akan lupa sosok itu, sosok yang sederhana, tapi punya pemikiran jauh ke depan tentang dakwah ini. Pribadi yang selalu siap menerima amanah dakwah di manapun, apapun dan kapanpun.
Kuingat ketika kami mendapat amanah mengisi taujih di sebuah SMA terpencil yang terletak puluhan kilometer dari dari tempat kami tinggal.
"Akhi... dulu Rasululloh perjuangannya lebih berat dari ini, dicaci maki, dilempari kotoran dan ditekan mentalnya", begitu ujarnya saat berada di tengah jalan.
Semangatnya mengingatkanku untuk lebih kuat lagi menerima amanah dakwah di daerah yang baru aku tinggali sekarang.
Kini hampir lima tahun aku tidak bertemu dengannya. Dulu... di saat hati ini membutuhkan penguatan, dialah yang datang menguatkan, atau kadang sebaliknya. Di saat aku butuh perhatian, dia juga yang rajin me-mutaba'ah amalan-amalan harianku
dengan sms-smsnya. Ya Alloh... semoga kau tetapkan iman di dadanya.
"Tetapi aku tahu sahabat, kaupun juga manusia biasa" lirihku
Kadang kau semangat, tetapi kadangkala ruhiyahmu turun. Kuharapkan dengan membaca suratku ini, kau ingat saat-saat kita bahu membahu bekerja di markas dakwah sampai tengah malam, dan harapanku, ingatan itu menjadi kenangan manis
ukhuwah kita.
Aku tahu kadang senyummu tak terbalas oleh qiyadahmu dan oleh sahabatmu di sana, tetapi percayalah seyummu akan menjadi hiasan di surga-Nya. Kutahu keringatmu membanjir arena amanah dakwah yang kau emban, tapi semoga keringatmu akan menjadi pemadam bara api neraka. Aku tahu airmatamu kadang menetes, tapi semoga tetesannya akan menyuburkan bumi ini dengan munculnya mujahid-mujahid baru yang siap menerima tanggungjawab dakwah.
Sahabatku...di saat kau merasa kesepian... ingatlah bahwa Allah sangat dekat.
Sahabatku.. di saat kau merasa berat menajalani hidup ini, ingatlah jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Ingatlah sahabatku, seberat apapun beban yang kau pikul saat ini, Gusti Allah tidak tidur, Alloh tidak dzalim padamu.
sahabatku... kuingin sapaanku ini mengobati rasa rindumu....
Kuingin sapaanku ini mengobati galau hatimu di kala kau membutuhkan sentuhan hati yang tulus..
Kuingin sapaanku ini menjadi pelipur lara tatkala tak seorang ikhwahpun memperhatikanmu.
Karena kuyakin engkaupun manusia yang butuh perhatian seorang sahabat, berbagi suka dan duka dalam mengarungi jalan panjang dakwah ini.
Sahabatku semoga suatu saat kita bertemu, kalaupun tidak di sini, di dunia ini.. semoga Allah mempertemukan kita di surga-Nya. Semoga persahabatan kita sampai ke Surga.. amiin []
*Teruntuk sahabatku di Balikpapan yang sedang berjuang mendapatkan izzahnya*
Penulis : Edy Sudarmadi
Student @University of Auckland, NZ
"Assalammu'alaikum... gimana kabar iman antum hari ini akhi..?? semoga Alloh berikan yang terbaik buat antum dan keluarga. Gimana tilawahnya..?? lancar..??"
Kukirim pesan itu, kepada seorang sahabatku, sahabat yang melebihi persaudaraan sedarah. persahabatan yang diikat oleh sebuah motivasi, sebuah ikatan yang sangat kuat... aqidah.
Tak berapa lama HP-ku berbunyi. Sebuah pesan dari seberang.
"Wa'alaikumsalam.... Alhamdulillah baik akhi. Jazakalloh sapaan antum. Di kondisi seperti ini ana butuh sapaan ikhwah seperti ini. Ana kangen antum...."
Subhanalloh...tak terasa air mata ini menetes, sapaan dari hati akan sampai juga ke hati.
Kurasakan ada beban yang sangat berat menimpa sahabatku diujung sana.
"Ya Alloh... semoga Kau ringankan beban saudaraku, jika dia sakit maka ikhlaskan dia, gugurkanlah dosa-dosanya. Jadikan ujian yang Kau berikan sebagai penambah imannya pada-Mu". Itulah sebait doaku untuknya...
Hampir empat tahun kami bersama di sebuah daerah terpencil, bekerja di sebuah perusahaan batubara, di kalimantan Timur. Suka dan duka kami jalani berdua, mungkin tidak hanya berdua, banyak... bahkan keluarga kami begitu dekat. Pahit dan getir, canda dan tawa kami lewatkan bersama dalam mengarungi perjalanan panjang dakwah di sana. Siang hari, kami bekerja untuk mencari nafkah, malamnya kami gunakan untuk syuro agenda-agenda dakwah esok hari, minggu depan bahkan agenda bulan depan. Tak jarang kami harus pulang lewat tengah malam, berboncengan motor berdua. Sungguh sebuah nikmat yang luar biasa....nikmat ukhuwah.
Aku tak akan lupa sosok itu, sosok yang sederhana, tapi punya pemikiran jauh ke depan tentang dakwah ini. Pribadi yang selalu siap menerima amanah dakwah di manapun, apapun dan kapanpun.
Kuingat ketika kami mendapat amanah mengisi taujih di sebuah SMA terpencil yang terletak puluhan kilometer dari dari tempat kami tinggal.
"Akhi... dulu Rasululloh perjuangannya lebih berat dari ini, dicaci maki, dilempari kotoran dan ditekan mentalnya", begitu ujarnya saat berada di tengah jalan.
Semangatnya mengingatkanku untuk lebih kuat lagi menerima amanah dakwah di daerah yang baru aku tinggali sekarang.
Kini hampir lima tahun aku tidak bertemu dengannya. Dulu... di saat hati ini membutuhkan penguatan, dialah yang datang menguatkan, atau kadang sebaliknya. Di saat aku butuh perhatian, dia juga yang rajin me-mutaba'ah amalan-amalan harianku
dengan sms-smsnya. Ya Alloh... semoga kau tetapkan iman di dadanya.
"Tetapi aku tahu sahabat, kaupun juga manusia biasa" lirihku
Kadang kau semangat, tetapi kadangkala ruhiyahmu turun. Kuharapkan dengan membaca suratku ini, kau ingat saat-saat kita bahu membahu bekerja di markas dakwah sampai tengah malam, dan harapanku, ingatan itu menjadi kenangan manis
ukhuwah kita.
Aku tahu kadang senyummu tak terbalas oleh qiyadahmu dan oleh sahabatmu di sana, tetapi percayalah seyummu akan menjadi hiasan di surga-Nya. Kutahu keringatmu membanjir arena amanah dakwah yang kau emban, tapi semoga keringatmu akan menjadi pemadam bara api neraka. Aku tahu airmatamu kadang menetes, tapi semoga tetesannya akan menyuburkan bumi ini dengan munculnya mujahid-mujahid baru yang siap menerima tanggungjawab dakwah.
Sahabatku...di saat kau merasa kesepian... ingatlah bahwa Allah sangat dekat.
Sahabatku.. di saat kau merasa berat menajalani hidup ini, ingatlah jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Ingatlah sahabatku, seberat apapun beban yang kau pikul saat ini, Gusti Allah tidak tidur, Alloh tidak dzalim padamu.
sahabatku... kuingin sapaanku ini mengobati rasa rindumu....
Kuingin sapaanku ini mengobati galau hatimu di kala kau membutuhkan sentuhan hati yang tulus..
Kuingin sapaanku ini menjadi pelipur lara tatkala tak seorang ikhwahpun memperhatikanmu.
Karena kuyakin engkaupun manusia yang butuh perhatian seorang sahabat, berbagi suka dan duka dalam mengarungi jalan panjang dakwah ini.
Sahabatku semoga suatu saat kita bertemu, kalaupun tidak di sini, di dunia ini.. semoga Allah mempertemukan kita di surga-Nya. Semoga persahabatan kita sampai ke Surga.. amiin []
*Teruntuk sahabatku di Balikpapan yang sedang berjuang mendapatkan izzahnya*
Penulis : Edy Sudarmadi
Student @University of Auckland, NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar