Tahun 2007, aku pindah ke Jakarta. Kemudian menyusullah keluargaku untuk bersama-sama hidup di ibukota. Untuk sementara waktu kami harus mengontrak rumah dulu. Selama kurang lebih 1,5 tahun, kami menempati rumah kontrakan yang cukup strategis.
Seiring perjalanan waktu, kamipun ingin memiliki rumah sendiri. Mulailah kami mencari rumah yang kira-kira terjangkau oleh kemampuan kami. Karena kami bekerja di sekitar Jakarta Selatan maka harapan kami dapat rumah sekitar daerah tersebut.
Kami mencoba mencari yang cocok dan lokasinya dekat. Sekitar satu tahun semenjak kami mengontrak, kami mulai mencari rumah tersebut. Kami coba cari ke arah Jagakarsa, Depok, Ragunan, Cipete, Bintaro, Pertukangan, Swadhanrma, Ulujami, hingga Kebayoran Lama. Alhamdullilah, kini kami mendapatkan rumah di daerah Almubarok Cipulir.
Mendapatkan rumah itu, tidak semudah menceritakannya. Rumah pertama yang ingin kami beli sebenarnya telah cocok dengan keinginan kami. Bangunan rumah yang berlokasi di daerah pertukangan itu sesuai selera kami, namun secara finansial kondisi keuangan kami kurang.
Selang beberapa bulan kemudian, kami menemukan rumah yang cocok dan finansial mendukung. Namun ternyata, si pemilik rumah sulit bertemu dengan kami. Ada yang lumayan cocok tapi ternyata sudah ada keduluan orang lain membelinya.
Kami tidak putus asa. Terus berusaha dan mencari. Di daerah Bintaro ada rumah dijual yang cocok bagi kami. Ketika besuknya kami akan membayar tanda jadi, ternyata sudah ada orang yang membayar Down Payment-nya lebih cepat dari kami. Kami yakin segalanya berjalan atas kehendak Allah. Pun berikutnya, ketika setiap kami akan membayar DPnya ternyata selisih jam sudah ada yang membayar terlebih dahulu.
Kami terus berusaha dan senantiasa berdoa. Kami memohon kepada Allah SWT agar kami dikaruniai rumah yang memenuhi lima kriteria:
1. Strategis (mudah transportasi, lokasi kerja, sekolah)
2. Dekat dengan rumah Allah (Masjid/Musholla)
3. Aman (bebas bencana apa pun seperti banjir, bangunan kokoh, ada listrik, air dll)
4. Warga sekitarnya bisa menerima kehadiran keluarga kami
5. Harga rumah itu terjangkau oleh kemampuan kami
Doa itu yang selalu kami panjatkan seusai shalat; baik shalat malam maupun shalat fardhu.
Sementara itu, kontrakan kami tinggal tiga bulan lagi. Si pemilik sudah menanyakan apakah kami mau memperpanjang atau tidak. Rasa bimbang pun menyelimuti hati kami. Akhirnya kami putuskan tidak memperpanjang dengan segala resiko, tiap akhir pekan kami mencari rumah.
Waktu terus berjalan. Kini tinggal dua bulan lagi umur kontrakan ini. Namun kami belum juga mendapatkan rumah yang cocok untuk kami beli. Sampai akhirnya, kami kami melihat di situs web site ada rumah yang dijual. Kami datangi rumah tersebut dan subhanallah... ternyata rumah itu sangat sesuai dengan doa yang kami panjatkan setiap hari.
Kami pun masuk ke rumah itu dan terjadilah tawar menawar harga. Alhamdullilah, kami menyepakati harga tersebut, karena ada jaminan dari suatu bank bahwa kredit kami bisa cair sejumlah harga rumah.
Ketika bank melakukan apprasial/survey, kami mendapatkan ujian lagi. Plafon kredit yang diberikan bank ternyata jauh dari harga rumah tersebut. Dua bank swasta menyatakan hal serupa. Saat kami telusuri ke pihak marketing, menurut mereka weak point kami cukup banyak.
Kami sempat merasakan getar kebimbangan akan pertolongan Allah. Kami sempat lupa bahwa masih ada Allah yang maha segalanya... Astaghfirullah... ampuni kami ya Allah karena sempat melupakanMu saat itu walau sekejap. Kebimbangan itu membuat kami merasa semua jalan tertutup sudah dan harapan kami kian mengecil.
"Allaahu akbar... Allaahu akbar!" suara adzan menyadarkan kami. Di dalam masjid itulah kami berdoa memohon pertolongan-Nya. Kami merasakan betapa kecil dan lemahnya manusia, dan kembali menyadari betapa luar biasa kekuasaan-Nya.
Seusai shalat, kami mencoba menghubungi bank lainnya. Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan. Tiga hari setelah persyaratan terpenuhi, bank datang untuk survei. Subhanallah walhamdullilah... Allah mengabulkan doa kami. Jumlah KPR yang disetujui bahkan melebihi harapan kami.
Atas pertolongan Allah sematalah, kini kami memiliki rumah idaman keluarga, dan dimudahkan Allah dalam membayarnya.
"Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, sifat bakhil dan penakut serta cengkraman hutang dan orang-orang/makhluk-makhluk yang menindas kami…" Doa ini menjali amalan kami; setiap pagi dan petang kami panjatkan.
Untuk semua saudaraku, yakinlah Allah pasti mengabulkan doa kita; asalkan kita yakin, fokus, dan sungguh-sungguh dalam berusaha. Man jadda wajada. []
Penulis : Arief "Crabkenari" Aryanto
Seiring perjalanan waktu, kamipun ingin memiliki rumah sendiri. Mulailah kami mencari rumah yang kira-kira terjangkau oleh kemampuan kami. Karena kami bekerja di sekitar Jakarta Selatan maka harapan kami dapat rumah sekitar daerah tersebut.
Kami mencoba mencari yang cocok dan lokasinya dekat. Sekitar satu tahun semenjak kami mengontrak, kami mulai mencari rumah tersebut. Kami coba cari ke arah Jagakarsa, Depok, Ragunan, Cipete, Bintaro, Pertukangan, Swadhanrma, Ulujami, hingga Kebayoran Lama. Alhamdullilah, kini kami mendapatkan rumah di daerah Almubarok Cipulir.
Mendapatkan rumah itu, tidak semudah menceritakannya. Rumah pertama yang ingin kami beli sebenarnya telah cocok dengan keinginan kami. Bangunan rumah yang berlokasi di daerah pertukangan itu sesuai selera kami, namun secara finansial kondisi keuangan kami kurang.
Selang beberapa bulan kemudian, kami menemukan rumah yang cocok dan finansial mendukung. Namun ternyata, si pemilik rumah sulit bertemu dengan kami. Ada yang lumayan cocok tapi ternyata sudah ada keduluan orang lain membelinya.
Kami tidak putus asa. Terus berusaha dan mencari. Di daerah Bintaro ada rumah dijual yang cocok bagi kami. Ketika besuknya kami akan membayar tanda jadi, ternyata sudah ada orang yang membayar Down Payment-nya lebih cepat dari kami. Kami yakin segalanya berjalan atas kehendak Allah. Pun berikutnya, ketika setiap kami akan membayar DPnya ternyata selisih jam sudah ada yang membayar terlebih dahulu.
Kami terus berusaha dan senantiasa berdoa. Kami memohon kepada Allah SWT agar kami dikaruniai rumah yang memenuhi lima kriteria:
1. Strategis (mudah transportasi, lokasi kerja, sekolah)
2. Dekat dengan rumah Allah (Masjid/Musholla)
3. Aman (bebas bencana apa pun seperti banjir, bangunan kokoh, ada listrik, air dll)
4. Warga sekitarnya bisa menerima kehadiran keluarga kami
5. Harga rumah itu terjangkau oleh kemampuan kami
Doa itu yang selalu kami panjatkan seusai shalat; baik shalat malam maupun shalat fardhu.
Sementara itu, kontrakan kami tinggal tiga bulan lagi. Si pemilik sudah menanyakan apakah kami mau memperpanjang atau tidak. Rasa bimbang pun menyelimuti hati kami. Akhirnya kami putuskan tidak memperpanjang dengan segala resiko, tiap akhir pekan kami mencari rumah.
Waktu terus berjalan. Kini tinggal dua bulan lagi umur kontrakan ini. Namun kami belum juga mendapatkan rumah yang cocok untuk kami beli. Sampai akhirnya, kami kami melihat di situs web site ada rumah yang dijual. Kami datangi rumah tersebut dan subhanallah... ternyata rumah itu sangat sesuai dengan doa yang kami panjatkan setiap hari.
Kami pun masuk ke rumah itu dan terjadilah tawar menawar harga. Alhamdullilah, kami menyepakati harga tersebut, karena ada jaminan dari suatu bank bahwa kredit kami bisa cair sejumlah harga rumah.
Ketika bank melakukan apprasial/survey, kami mendapatkan ujian lagi. Plafon kredit yang diberikan bank ternyata jauh dari harga rumah tersebut. Dua bank swasta menyatakan hal serupa. Saat kami telusuri ke pihak marketing, menurut mereka weak point kami cukup banyak.
Kami sempat merasakan getar kebimbangan akan pertolongan Allah. Kami sempat lupa bahwa masih ada Allah yang maha segalanya... Astaghfirullah... ampuni kami ya Allah karena sempat melupakanMu saat itu walau sekejap. Kebimbangan itu membuat kami merasa semua jalan tertutup sudah dan harapan kami kian mengecil.
"Allaahu akbar... Allaahu akbar!" suara adzan menyadarkan kami. Di dalam masjid itulah kami berdoa memohon pertolongan-Nya. Kami merasakan betapa kecil dan lemahnya manusia, dan kembali menyadari betapa luar biasa kekuasaan-Nya.
Seusai shalat, kami mencoba menghubungi bank lainnya. Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan. Tiga hari setelah persyaratan terpenuhi, bank datang untuk survei. Subhanallah walhamdullilah... Allah mengabulkan doa kami. Jumlah KPR yang disetujui bahkan melebihi harapan kami.
Atas pertolongan Allah sematalah, kini kami memiliki rumah idaman keluarga, dan dimudahkan Allah dalam membayarnya.
"Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, sifat bakhil dan penakut serta cengkraman hutang dan orang-orang/makhluk-makhluk yang menindas kami…" Doa ini menjali amalan kami; setiap pagi dan petang kami panjatkan.
Untuk semua saudaraku, yakinlah Allah pasti mengabulkan doa kita; asalkan kita yakin, fokus, dan sungguh-sungguh dalam berusaha. Man jadda wajada. []
Penulis : Arief "Crabkenari" Aryanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar