Anas Ibnun Nadhr terlihat menghirup udara dalam-dalam pada perang Uhud. Para sahabat bertanya, "Ada apa denganmu?" Dia menjawab, "Aku mencium bau Surga di kaki gunung Uhud". Dia terbunuh dengan delapan puluh luka di sekujur tubuhnya, hingga saudara perempuannya sendiripun tidak mengenalinya, kecuali setelah melihat jarinya.
Namun, alangkah bagusnya luka-luka ini, alangkah bagusnya kematian ini, selama ia dialami di jalan Allah. Orang yang tidak mati dalam keadaan shadiq dengan Allah, dia akan mati seperti kematian binatang.
Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwa Abdullah bin Amr al-Anshari meminta Allah melimpahkan keridhaan-Nya dan mengenakan kain kafannya sebelum perang. Dia juga mandi dan memakai parfum. Lalu dia datang ke medan pertempuran. Diambilnya sarung pedang lalu dipatahkannya dengan lutut. Akhirnya dia terbunuh. Ketika anaknya, Jabir, menangis, Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda;
"Kamu menangis atau tidak, sama saja. Demi Allah yang menggenggam jiwaku, hai Jabir, para malaikat terus menaungi ayahmu dengan sayap mereka sampai mereka mengangkatnya. Demi Allah yang menggenggam jiwaku, hai Jabir, sungguh Allah berbicara dengan ayahmu tanpa perantara. Dia berfirman, 'Berharaplah!' Dia berkata, 'Saya berharap Engkau mengembalikan saya ke dunia agar terbunuh lagi di jalan-Mu'. Allah berfirman, 'Tapi Aku telah menetapkan bahwa yang mati tidak dapat kembali ke dunia lagi. Berharaplah (yang lain!)'. Dia berkata, 'Saya berharap Engkau ridha kepadaku sebab saya telah ridha kepada-Mu'. Allah berfirman, 'Aku telah memberi keridhaan-Ku kepadamu. Aku tidak akan murka kepadamu selamanya'. Lantas Allah meletakkan ruhnya dan ruh para syuhada yang lain di dalam tembolok burung yang datang ke Surga dan memakan buah-buahnya serta singga di lampu-lampu yang tergantung di Arsy, hingga Allah mewarisi bumi dan segala penghuninya".
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿١٦٩﴾ فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾
"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki, mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pda mereka dan mereka tidak bersedih hati". (QS. Ali Imran [3] : 169-170)
Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ubadah Ibnu Shamit;
"Barangsiapa berskasi bahwa tiada Tuhan selain Allah,dan bahwa Muhammad adalah hamba dan pesuruh-Nya, bahwa Isa adalah hamba Allah dan pesuruh serta kalimah-Nya yang ditiupkan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya, bahwa Surga adalah benar, dan Neraka adalah benar ... maka Allah akan memasukkannya ke Surga bagaimanapun amal perbuatannya".
Abu Bakar tidak bertanya, kecuali karena di dalam hatinya ada suatu ganjalan, dan dugaannya tidak meleset, Rasulullah shalahu alaihi wassalam memberi kabar gembira (bahwa dia termasuk orang yang dipanggil masuk Surga). Ini karena Abu Bakar mempunyai kemauan yang sangat kuat, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Azza Wa Jalla Sekalipun raganya lemah dan kurus, akan tetapi seperti kata Ibnu Qayyim, "Siapa lagi yang seperti jalanmu yang lembut, kamu berjalan perlahan, tapi datang di barisan pertama".
Artinya, engkau selalu berada dibarisan pertama. Engkau orang pertama yang berzikir, orang pertama yang berjihad, orang pertama yang shadiq, orang pertama yang berdakwah. Engkau persembahkan darah, air mata, keringat, harta benda, dan waktumu kepada Islam. Jadi, mengapa tidak kamu berasa di barisan pertama, hai Abu Bakar, dan masuk Surga dari pintu yang mana saja yang kamu kehendaki?
Kita berdo'a semoga termasuk orang-orang yang berdesakan di pintu Surga.
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾
"Barangsiapa dijauhkan dari Neraka, dan dimasukkan ke dalam Surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya". (QS. Ali Imran [3] : 185)
"Barangsiapa berwudhu' dengan sempurna lalu berdo'a, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah', niscaya kedelapan pintu Surga dibukakan baginya". (HR. Muslim)
Uqbah bin Amir berkata, "Saya menggembalakan unta-unta saya, hingga terlambat pulang. Ketika pulang, saya dapati Rasulullah shallahu alaihi wassalam sedang berkhotbah kepada khalayak. Saya dengar beliau bersabda;
"Barangsiapa berkata, 'Aku ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi, maka hak atas Allah untuk membuatnya ridha (puas)'."
Mendengar itu, aku langsung berkata, "Bagus sekali ini!" Umar yagn berada disampingku menoleh dan berkata kepadaku, "Sabda yang beliau ucapkan sebelumnya lebih bagus lagi". Setelah Rasulullah shallahu alaihi wassalam selesai berkhotbah, Umar berkata kepadaku, "Kamu tadi tidak bersama sejak permulaan?" Aku menjawab, "Tidak aku datang dibagian akhir khotbah".
Umar berkata, "Rasulullah shallahu alaihi wassalam, tadi bersabda, 'Barangsiapa berwudhu dengan sempurna dan berdoa, "Aku bersaksi bahwa tidak Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah", niscaya kedelapan pintu surga dibukannya baginya'."
Orang pertama masuk surga adalah Muhammad bin Abdullah shallahu alaihi wassalam, Abul Qasim, sebab derajat beliau di Surga adalah wasilah. Para ulama berbeda pendapat, apa itu wasilah? Rasulullah bersabda;
"Ia adalah sebuah derajat di surga, tidak diberikan kecuali kepada satu orang hamba. Aku berharap akulah hamba itu". (HR. Tirmidzi)
Yang beliau maksud adalah tempat tertinggi di Surga. Ia hanya satu tempat, tidak cukup untuk dua orang, hanya disediakan bagi Rasulullah shallhau alaihi wassalam.
Pintu-pintu Surga masih tertutup, sementara manusia berada di Padang Mahsyar. Lalu Rasulullah shallahu alahi wassalam, mendekati pintu dan mengetuk. Penjaga Surga, Ridwan, bertanya, "Siapa?" Beliau menjawab, 'Saya Muhammad bin Abdullah, Rasulullah". Ridwan berkata, "Aku diperintahkan untuk tidak membuka pintu surga untuk siapapun sebelum". Kemudian dia membuka pintu.
Dalam shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah shallahu alaihissalam bersabda;
"Aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat. Dan aku adalah orang pertama yagn mengetuk pintu Surga". (HR. Muslim)
Dalam Sunan Ibnu Majjah disebutkan bahwa orang pertama dari kalangan umat ini yang masuk Surga adalah Abu Bakar. Jadi, dia adalah orang pertama dari umat Muhammad shallahu alaihi wassalam yang masuk Surga.
Dalam hadist yang muttafaq'alaih dai Sahl bin Sa'd, Rasululah shallahu alaihi wassalam bersabda;
"Sungguh akan masuk Surga dari umatku tujuh puluh ribu atau tujuh ratus ribu".
Riwayat berikut ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahid Muslim;
"Tujuh puluh ribu atau tujuh ratus ribu yang saling berpegangan satu sama lain, orang pertama diantara mereka tidak masuk hingga yang terakhir dari mereka masuk. Wajah-wajah mereka seterang bulan purnama". (HR. Bukhari)
Jadi masuk surga adalah dengan cara massal, dalam barisan. Seperti firman-Nya;
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
"Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkanke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan". (QS. Ali Imran [3] : 185)
Mereka masuk sesuai tingkatan masing-masing. Orang pertama di antara mereka wajahnya seperti bulan pada tanggal empat belas, yang berikutnya seperti bintang yang bercahaya amat terang seperti mutiara, dan selanjutnya. Mereka yang mendapat kenikmatan surga yang tidak terbetik dalam hati manusia. Wallau'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar