Minggu, 22 April 2012

Mesir Stop Ekspor Gas, Israel Terancam Krisis Energi


Keputusan Mesir mencabut kesepakatan ekspor gas 2005 dengan Israel membuat pejabat-pejabat negara Zionis itu bereaksi keras. Sebab selama ini, Israel sangat bergantung pada pasokan gas alam Mesir untuk menghasilkan listrik.

Ahad kemarin (22/4), perusahaan gas nasional Mesir (EGAS) mengumumkan membatalkan kesepakatan jangka panjang untuk memasok gas ke Israel. Kesepatakan pemasokan gas itu ditandatangani bersama dengan perjanjian perdamaian antara kedua pihak pada 1979 silam.

Dalam kesepakatan, Mesir diwajibkan memasok gas ke Israel sebagai satu dari kondisi ekonomi utama yang disponsori Amerika Serikat (AS). Sejalan dengan kesepakatan ekspor senilai 2,5 miliar dolar tersebut, Israel akan menerima sekitar 40 persen pasokan gas dari Mesir dengan harga yang sangat murah.

Penyediaan gas ke Israel terus menjadi perdebatan di kalangan masyarakat Mesir. Banyak yang memandang Tel Aviv sebagai musuh. Menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan 3 Oktober 2011 lalu, 73 persen rakyat Mesir menentang perjanjian ekspor gas tersebut.

Menteri Keuangan Israel Yuval Steinitz menyatakan 'keprihatinan mendalam' tentang pembatalan pasokan gas Mesir ke Israel. Ia menyebut, berhentinya pasokan gas Mesir ke Israel bakal menyebabkan kekurangan energi serius di seluruh negeri Israel.

"Ini adalah preseden berbahaya yang mengurangi semangat perjanjian perdamaian," kata Steiniz.

Pihak oposisi juga senada dengan pemerintah. Pemimpin oposisi Shaul Mofaz menentang pembatalan tersebut.

"Ini adalah peringkat rendah baru dalam hubungan antara kedua negara dan jelas melanggar perjanjian damai," tegas Mofaz. [IK/Rpb]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar