Ilahi….
Aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu, lembar demi untai kata para ustdz ku resapi, tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang mahabbah para sufi, tentang keerinduan para syuhada.. lalu ku tanam di jiwa dalam-dalam…
Tapi..Robb…
Berbilang detik, menit, jam, hari, pecan, bulan dan kemudian tahun berlalu… Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta paling utama…
Namun…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu. Aku makin merasakan gelisahku membadai dalam cinta yang mengawang, sedang kakiku mengambang tada menjejak bumi…Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan…
Wahai…Ilahi…
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pecan, bulan dan tahun berlalu. Aku mencoba merangkak, mengagapai permukaan bumi dan menegakan jiwaku kembali….Menatap, memohon dan menggiba-Mu.
Allahu Rohim…Ilahi Robby…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku..
Allahu Rohman…Ilahi Robby…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu sebisaku.
Ilahi….
Aku tak sanggup mencintai-Mu, dengan kesabaran menanggung derita, umpama nabi Ayub, Musa, Isa, hingga Al-Mustafa, karena itu izinkan aku mencintai-Mu melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu, atas derita bathin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku…
Robb…
Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar As-Siddiq yang menyedekahkan seluruh hartanya demi tegaknya dien-Mu atau layaknya umar yang menyedekahkan separo hartanya demi jihad di jalan-Mu, atau usman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiarkan dien-Mu. Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku melalu seratus, dua ratus perak yang terhulur pada tangan-tangan keci di perempatan jalan. Pada wanita-wanita tua yang menodahkan tangan di pojok-pojok jembatan.
Ilahi…
Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya sholat salah seorang sahabat Rasul-Mu, hingga tak hirau dia pada anak panah musuh yang terhujam di kakinya…
Karena itu… Ya..Allah..
Perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu dalam sholat yang coba ku dirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.
Robb…
Aku tidak dapat beribadah ala sufi dan abid yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu, maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu dalam satu, dua rakaat lail ku, dalam satu, dua sunnah nafilah-Mu, dalam desah nafas kepasrahan tidurku…
Ya.. Maha Rahman…
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para Al-Hafidz dan Hafidzah yang menuntaskan kalam-Mu pada satu putaran malam mak perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, melalu selembar, dua lembar tilawah harianku…
Ya…Rohim…
Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal sumayyah yang mempersembahkan jiwanya demi tegaknya dien-Mu, seandai para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu, maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku dengan mempersembahkan sedikit baktu dan pengorbanan untuk dakwah-Mu, maka izinkanlah aku mencintai-Mu semampuku dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru…
Allahu Karim…
Aku tak sanggup mencintai-Mu diatas segalanya bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, maka izinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku, sahabat-sahabatku serta manusia dan alam semesta, dan perkenankanlah aku mencintai segalanya karena-Mu..
Allhu Rahmanur Rahim… Ilahi Robb…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, agar cinta itu mengalun dalam jiwaku dan agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.
Amin…Amiin Ya Robbal’alamin…
Posted in Tausiyah Singkat | Tagged tausiyah singkat, doa., kata mutiara islam, mengemis cinta, para nabi, para sufi, para syuhada
Aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu, lembar demi untai kata para ustdz ku resapi, tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang mahabbah para sufi, tentang keerinduan para syuhada.. lalu ku tanam di jiwa dalam-dalam…
Tapi..Robb…
Berbilang detik, menit, jam, hari, pecan, bulan dan kemudian tahun berlalu… Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta paling utama…
Namun…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu. Aku makin merasakan gelisahku membadai dalam cinta yang mengawang, sedang kakiku mengambang tada menjejak bumi…Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan…
Wahai…Ilahi…
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pecan, bulan dan tahun berlalu. Aku mencoba merangkak, mengagapai permukaan bumi dan menegakan jiwaku kembali….Menatap, memohon dan menggiba-Mu.
Allahu Rohim…Ilahi Robby…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku..
Allahu Rohman…Ilahi Robby…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu sebisaku.
Ilahi….
Aku tak sanggup mencintai-Mu, dengan kesabaran menanggung derita, umpama nabi Ayub, Musa, Isa, hingga Al-Mustafa, karena itu izinkan aku mencintai-Mu melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu, atas derita bathin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku…
Robb…
Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar As-Siddiq yang menyedekahkan seluruh hartanya demi tegaknya dien-Mu atau layaknya umar yang menyedekahkan separo hartanya demi jihad di jalan-Mu, atau usman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiarkan dien-Mu. Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku melalu seratus, dua ratus perak yang terhulur pada tangan-tangan keci di perempatan jalan. Pada wanita-wanita tua yang menodahkan tangan di pojok-pojok jembatan.
Ilahi…
Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya sholat salah seorang sahabat Rasul-Mu, hingga tak hirau dia pada anak panah musuh yang terhujam di kakinya…
Karena itu… Ya..Allah..
Perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu dalam sholat yang coba ku dirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.
Robb…
Aku tidak dapat beribadah ala sufi dan abid yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu, maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu dalam satu, dua rakaat lail ku, dalam satu, dua sunnah nafilah-Mu, dalam desah nafas kepasrahan tidurku…
Ya.. Maha Rahman…
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para Al-Hafidz dan Hafidzah yang menuntaskan kalam-Mu pada satu putaran malam mak perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, melalu selembar, dua lembar tilawah harianku…
Ya…Rohim…
Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal sumayyah yang mempersembahkan jiwanya demi tegaknya dien-Mu, seandai para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu, maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku dengan mempersembahkan sedikit baktu dan pengorbanan untuk dakwah-Mu, maka izinkanlah aku mencintai-Mu semampuku dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru…
Allahu Karim…
Aku tak sanggup mencintai-Mu diatas segalanya bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, maka izinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku, sahabat-sahabatku serta manusia dan alam semesta, dan perkenankanlah aku mencintai segalanya karena-Mu..
Allhu Rahmanur Rahim… Ilahi Robb…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, agar cinta itu mengalun dalam jiwaku dan agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.
Amin…Amiin Ya Robbal’alamin…
Posted in Tausiyah Singkat | Tagged tausiyah singkat, doa., kata mutiara islam, mengemis cinta, para nabi, para sufi, para syuhada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar