Parlemen Mesir agaknya tak ingin revolusi dibajak oleh rezim Mubarak yang telah digulingkannya. Parlemen yang didominasi Ikhwanul Muslimin itu menyepakati sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) pada Selasa (10/4) kemarin yang melarang unsur-unsur rezim Mubarak mencalonkan diri sebagai presiden.
RUU itu sekaligus menjawab keresahan masyarakat atas munculnya mantan kepala intelijen Omar Suleiman dan mantan Perdana Menteri Ahmad Syafiq yang mengumumkan bahwa mereka akan maju dalam pencalonan presiden Mesir.
Sejauh ini, menurut Komisi pemilihan Mesir, 23 orang telah terdaftar untuk maju dalam pemilu presiden pertama negara itu sejak jatuhnya Mubarak pada Februari 2011 lalu.
Meskipun daftar calon belum final, kemunculan Khairat As Syatir yang diajukan Ikhwanul Muslimin telah menghangatkan iklim politik Mesir. Syatir yang seorang taipan bisnis sekaligus wakil mursyid Ikhwanul Muslimin diprediksi banyak kalangan akan memenangi pilpres 23 Mei mendatang.
Di lain pihak, pejabat pemerintah Zionis Israel mengungkapkan negaranya khawatir dengan majunya Syatir yang dijuluki "Erdogan Arab" itu. [AM/EM/bsb]
RUU itu sekaligus menjawab keresahan masyarakat atas munculnya mantan kepala intelijen Omar Suleiman dan mantan Perdana Menteri Ahmad Syafiq yang mengumumkan bahwa mereka akan maju dalam pencalonan presiden Mesir.
Sejauh ini, menurut Komisi pemilihan Mesir, 23 orang telah terdaftar untuk maju dalam pemilu presiden pertama negara itu sejak jatuhnya Mubarak pada Februari 2011 lalu.
Meskipun daftar calon belum final, kemunculan Khairat As Syatir yang diajukan Ikhwanul Muslimin telah menghangatkan iklim politik Mesir. Syatir yang seorang taipan bisnis sekaligus wakil mursyid Ikhwanul Muslimin diprediksi banyak kalangan akan memenangi pilpres 23 Mei mendatang.
Di lain pihak, pejabat pemerintah Zionis Israel mengungkapkan negaranya khawatir dengan majunya Syatir yang dijuluki "Erdogan Arab" itu. [AM/EM/bsb]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar