Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengirimkan sebuah dokumen kepada Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, baru-baru ini. Lieberman mengingatkan Netanyahu bahwa menyusul revolusi 25 Januari 2011 dan perubahan politik, Mesir kini lebih berbahaya daripada Iran. Demikian harian Israel Ma’arev, Ahad (22/4).
Dalam dokumen itu Lieberman berargumen, Mesir adalah negara Arab terbesar yang memiliki wilayah perbatasan paling panjang dengan Israel. Revolusi Mesir yang menjatuhkan rezim Mubarak dan kemenangan partai-partai Islam dalam pemilu legislatif telah menjadi ancaman sangat serius bagi eksistensi Israel.
Lieberman juga mengusulkan agar Israel mengambil langkah berani dengan membentuk kembali Kesatuan Militer Selatan dan menempatkannya di perbatasan Mesir-Israel. Divisi tersebut berkekuatan 4 divisi dan telah dibekukan sejak Mesir mengakui kedaulatan penjajah zionis Yahudi dalam perjanjian Camp Davis, 1981.
Lieberman mengkhawatirkan Mesir membatalkan sepihak ‘perdamaian’ dengan Israel dan mengerahkan pasukan lebih besar ke Sinai bahkan setelah selesainya pemilihan presiden Mesir.
Tudingan Lieberman pada dasarnya merupakan sebuah peringatan keras kepada kekuatan-kekuatan politik di Mesir untuk tidak membatalkan perjanjian Camp David. Sebelumnya, pemerintah penjajah salibis AS telah mengucurkan ‘bantuan’ $ 1,3 juta dolar kepada militer Mesir agar tetap setia mengawal sekulerisme dan eksistensi negara zionis Israel. [IK/Ar/bsb]
Dalam dokumen itu Lieberman berargumen, Mesir adalah negara Arab terbesar yang memiliki wilayah perbatasan paling panjang dengan Israel. Revolusi Mesir yang menjatuhkan rezim Mubarak dan kemenangan partai-partai Islam dalam pemilu legislatif telah menjadi ancaman sangat serius bagi eksistensi Israel.
Lieberman juga mengusulkan agar Israel mengambil langkah berani dengan membentuk kembali Kesatuan Militer Selatan dan menempatkannya di perbatasan Mesir-Israel. Divisi tersebut berkekuatan 4 divisi dan telah dibekukan sejak Mesir mengakui kedaulatan penjajah zionis Yahudi dalam perjanjian Camp Davis, 1981.
Lieberman mengkhawatirkan Mesir membatalkan sepihak ‘perdamaian’ dengan Israel dan mengerahkan pasukan lebih besar ke Sinai bahkan setelah selesainya pemilihan presiden Mesir.
Tudingan Lieberman pada dasarnya merupakan sebuah peringatan keras kepada kekuatan-kekuatan politik di Mesir untuk tidak membatalkan perjanjian Camp David. Sebelumnya, pemerintah penjajah salibis AS telah mengucurkan ‘bantuan’ $ 1,3 juta dolar kepada militer Mesir agar tetap setia mengawal sekulerisme dan eksistensi negara zionis Israel. [IK/Ar/bsb]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar